BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Senin, 23 Mei 2011

ILMU AMALIAH DAN AMAL ILMIAH

    Ilmu merupakan pijakan dalam beramal, sebagai landasan berbuat dan mengarahkan perbuatan ke arah kebaikan. Dengan ilmu kita mengetahui segalanya. Seorang bijak pernah berkata, "Ilmu tanpa amal; cacat. Dan, amal tanpa ilmu; buta." Maaf kalau perkataan orang bijak ini salah redaksi. Atau, ada istilah bangsa Arab yang tak pernah luput dari ingatan kita, "Al-'ilmu bilaa 'amalin, kasy-syajari bilaa tsamar". Terjemahan bahasa Indonesianya lebih kurang seperti ini: "Ilmu yang tidak diamalkan bagai pohon tak berbuah. Hati-hati, ini bukan hadits, melainkan pepatah alias 'ibarah. Makanya, jika berdakwah, pakailah dalil sesuai sumbernya. Jangan pepatah dianggap hadits.
Singkatnya, ilmu harus aplikatif. Pengetahuan yang kita peroleh harus aplikatif. Benar ya, ilmu itu harus aplikatif. Ilmu harus amaliah. Sebaliknya, beribu-ribu amal yang kita lakukan tidak akan berbuah apa-apa melainkan kelelahan. Apa maksudnya? 'Amal yang dalam bahasa Indonesia berarti perbuatan, tidak hanya mengerahkan segenap jiwa raga dan otot, namun akal pun berperan.

    Andaikata kita shalat fardlu tanpa wudlu, ya mungkin karena tidak tahu ilmunya, lantas kita shalat ber-rakaat-rakat hingga badan pegal-pegal. Apakah akan berbuah pahala? Tentunya tidak. Manusia pembelajar selalu melakukan segala pekerjaannya didasarkan pada ilmu yang ia peroleh. Amal merupakan konsekuensi dari ilmu. Untuk itu, setiap ilmu harus aplikatif, dan setiap amal harus ilmiah. Ilmu harus profesional, dan profesionalisme harus ilmiah!

Sufyan Ats-Tsauri berkata : "Ilmu itu dipelajari agar dengannya seseorang bisa bertakwa kepada Allah" (Al-Hilyah : 6/362). 

Maka tujuan dari mempelajari ilmu adalah untuk beramal dengannya dan bersungguh-sunggguh dalam menerapkannya. Dan ini terdapat pada orang-orang yang berakal, yang dikehendaki Allah Ta'ala bagi mereka kebaikan hidup di dunia dan akhirat.

Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Abi Barzah Al Aslami, beliau berkata bahwa Rasulullah:
shallallahu alaihi wa sallamKedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai ia ditanya tentang umurnya dalam hal apa ia habiskan, tentang ilmunya dalam hal apa ia kerjakan dengannya, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan dalam hal apa ia belanjakan, dan tentang tubuhnya dalam hal apa ia gunakan".

Dalam riwayat Thabrani dan Al-Bazzar dengan lafadz : "... dan tentang ilmunya apa yang diamalkannya dari ilmu tersebut". 

bersabda : "
Abu Darda radhiyallohu anhu berkata : "Engkau tidak akan menjadi alim sampai engkau berilmu, dan engkau dengan ilmu tadi tidak akan menjadi alim sampai engkau mengamalkannya".

Abu Darda radhiyallohu anhu juga berkata : "Sesungguhnya hal pertama yang akan ditanyakan Robbku di hari kiamat yang paling aku takuti adalah tatkala Dia berkata : ‘Engkau telah berilmu, maka apa yang telah kamu amalkan dari ilmumu itu?".

Abu Hurairoh radhiyallohu anhu berkata : "Perumpamaan ilmu yang tidak diamalkan bagaikan harta simpanan yang tidak dinfakkan di jalan Alloh Ta'ala".

Az-Zuhri berkata : "Orang-orang tidak akan menerima ucapan seorang alim yang tidak beramal, dan tidak pula orang beramal yang tidak berilmu".

Abu Qilabah berkata : "Jika Alloh menjadikanmu berilmu maka jadikanlah ilmu itu sebagai ibadah kepada Alloh, dan janganlah kamu hanya berorientasi untuk menyampaikannya kepada orang lain (tanpa mengamalkannya)".

Abdullah bin Al Mu'taz berkata : "Ilmu seorang munafiq pada lidahnya, sedang ilmu seorang mukmin pada amalannya".

    Amal adalah pendorong untuk tetap menjaga dan memperkokoh ilmu dalam sanubari para penuntut ilmu, dan ketiadaan amal merupakan pendorong hilangnya ilmu dan mewariskan kelupaan. 

Asy Sya'bi berkata : "Kami dahulu meminta bantuan dalam mencari hadits dengan berpuasa, dan kami dahulu meminta bantuan untuk menghapal hadits dengan mengamalkannya".

As Sulamiy berkata : "Telah memberi kabar kepada kami dari orang-orang yang mengajari Al-Qur'an kepada kami, bahwa mereka (para shahabat Nabi) dahulu belajar Al-Qur'an dari Nabi shollallohu alaihi wa sallam dimana mereka apabila mempelajari sepuluh ayat mereka tidak akan beranjak ke ayat berikutnya sampai mereka mengamalkan kandungannya".

    Sesungguhnya orang yang bodoh kelak di hari kiamat akan ditanya kenapa ia tidak belajar (mencari ilmu), sedangkan orang yang berilmu akan ditanya apa yang telah diamalkan dengan ilmunya. Jika ia meninggalkan amal, maka ilmunya akan berbalik menjadi hujjah bagi dirinya. 

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : 
"Pada hari kiamat nanti, seseorang akan digiring kemudian dilemparkan ke dalam api neraka sampai isi perutnya terburai keluar. Kemudian penghuni neraka bertanya kepadanya : ‘Bukankah kamu dahulu menyerukan kebajikan dan melarang kemungkaran?' Ia menjawab : ‘Saya dahulu menganjurkan kebaikan tapi saya sendiri tidak melakukannya, dan saya melarang kemungkaran tapi saya sendiri mengerjakannya'."(HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda : "Perumpamaan seorang alim yang mengajarkan kebaikan kepada manusia dan melupakan dirinya, seperti lilin yang menerangi manusia tetapi membakar dirinya sendiri". (HR. Thabrani).

Yahya bin Muadz Ar Razi berkata : "Orang miskin pada hari kiamat adalah orang yang ilmunya berbalik menjadi hujjah baginya, ucapannya berbalik menjadi musuhnya, dan pemahamannya yang mematahkan udzurnya".
Ibnul Jauzi berkata : "Orang yang benar-benar sangat patut dikasihani adalah orang yang menyia-nyiakan umurnya dalam suatu ilmu yang tidak ia amalkan, sehingga ia kehilangan kesenangan dunia dan kebaikan akhirat, kemudian dia ketika hari kiamat dalam datang dalam keadaan bangkrut dengan kuatnya hujjah atas dirinya". (Shoidul Khatir hal. 144).

Tetaplah Bangga Sebagai Kader Dakwah

Saudaraku!

Kalian adalah orang yang dipilih Allah untuk terus bersama dakwah ini, dikala satu persatu aktivis berguguran meninggalkan kalian dengan seabrek amanah, tapi kalian masih setia menapakkan kaki. Berjuang menepis segala rintangan, menghantam gelombang yang datang. Tegar dalam badai, kudapati pada kalian wahai aktivis kader PK Sejahtera.

Saudaraku!

Kalian dipilih oleh Allah untuk terus berjuang lewat jalur siyasi. Banyak suara sumbang yang merobek gendang telingamu, menghentak dan menghempaskan perasaanmu. Saya tahu banyak air mata aktivis PKS yang bercucuran karena hinaan dan celaan yang begitu menyakitkan. Bahkan celaan itu dari mereka yang mengerti agama.

Tapi sekali lagi kudapati dari kalian sebuah kesabaran yang begitu terang. Biarkan mereka mencela, biarkan mereka menghina, biarkan mereka mengejek, biarkan mereka menghantam dengan fitnah, biarkan mereka! Kalian tetap bekerja lillahi ta’ala! Kalian tetap bergerak bersama alunan dakwah yang begitu indah walau kadang menghentak. Tetaplah menyemai cinta bersama dakwah.

Aku tahu hati kalian meringis menahan rasa sakit yang begitu menyiksa. Air mata kalian pun tumpah. Siapa yang tidak sakit digelar dan difitnah sebagai ahli bid’ah. Bahkan dipertanyakan keyakinannya. Siapa yang tidak sakit ketika dihina saudara sendiri dan dipandang bahwa kita telah termakan dunia. Sabar saudaraku! Perjuangan memang butuh pengorbanan. Tentunya kalian pernah mendengar kisah Rasulullah di Thaif, saat dilempari batu oleh kaumnya. Rasulullah berdarah, namun beliau tetap sabar. Rasa kasih sayang beliau lebih besar daripada amarahnya. Subhanallah!

Apa yang kita rasakan saat ini tidaklah sebanding dengan apa yang dirasakan Rasulullah dengan para sahabatnya. Bahkan mereka jauh melangit daripada kita. Mereka memang sudah pantas mereguk air telaga Al kautsar, sedang kita mencium wangi syurga saja belum pantas.

Mereka mencelamu dan mencari semua kesalahanmu sampai ke akar-akarnya, tanpa tahu kesalahan sendiri, tanpa memperbaiki diri sendiri. Kalian teruslah bergerak, Karena bergerak itu ibadah, karena bergerak itu berpahala, bergerak itu sehat, bergerak itu ada seninya, bergerak itu adalah kader PKS.

Mereka berteriak menghinamu seolah hanya diri merekalah yang benar. Mereka berteriak menyalahkanmu seolah kebenaran hanya miliknya. Mereka merobek gendang telingamu seolah syurga hanya miliknya.

Tetaplah Bangga sebagai kader dakwah, wahai saudaraku...
Disinilah...di jalan inilah... insya Allah kita akan bertemu kafilah2 kader dakwah yg telah mendapati janji_NYA dan tengah merasakan kenikmatan yg hakiki...

Taujih ustadz Fathur...menjelang maghrib >.<

Pentingnya Berjilbab Bagi Wanita

     Betapa wanita akan terlihat aura,kecantkian dan terpancar keimanannya,ketika dia berbusana muslim dan berjilbab,itu pula tanda kepeduliannya seorang wanita terhadap diri sendiri bahkan,Masya Allah ternyata terkandung makna lain dari berjilab yaitu menjalankan syi’ar Islam dan berniat untuk ibadah.

     Jilbab selain menutup aurat terhadap yang bukan muhrim.juga pertanda ingin ta’at kepada Allah yang telah menciptakan,Dia lah Maha menyempurnakan kejadian,memberi rizki,melindungi,dan menolong umat-Nya.

     Jilbab juga selain ingin ta’at kepada Rasul-Nya,pembimbing ummat dengan risalah beliau.dengan berjilbab usaha untuk memperoleh Ridho Allah (InsyaAllah).

     Seorang muslimah dengan pakai yang sesuai aturan yang ada merupakan wujud
tanda bersyukur atas nikmat-nikmatNya yang tiada putus.

     Seluruh ulama sepakat bahwa hukum mengenakan jilbab itu,wajib bagi wanita muslim.para kaum wanita menutup auratnya dengan jilbab bukan karena gaya-gayaan atau,karena mengikut trend bukan karena alasan berlagak sok suci.memang lebih baik sok suci dari pada sok zholim.dengan jilbab mudah membedakan wanita muslimah dengan yang lain,namun tidak sekadar bermaksud agar berbeda dari yang lain.berjilbab termasuk satu upaya sadar dan benar yang meninggikan derajat wanita dari belenggu kehinaan yang hanya menjadi objek nafsu semata.

     Jilbab cocok untuk semua wanita yang berupaya menjadi wanita solihah.berjilbab satu bentuk atau berusaha mencapai derajat taqwa.Jilbab bisa katakan pakaian taqwa dan identitas wanita muslimah.
Di awali dengan mengenakan jilbab,ada usaha seorang muslimah ingin menapak jalan ke surga.dan menjauhkan diri dari azab panasnya api neraka di hari kemudian.
dan sebelumnya,Istri-istri Rasulullah berbusana muslimah,para sahabiah (sahabat Rasulullah yang wanita) juga berbusana muslimah. Dan,Mereka merupakan panutan seluruh muslimah.jilabab meninggikan izzah (kemuliaan) diri sebagai wanita (muslimah) dan sangat lebih melindungi diri seorang wanita hingga merasa aman.
bahkan wanita berjilbab menjaga diri dari gangguan lelaki usil atau obyek pandangan atau sahwat lelaki usil atau menjaga diri pula dari objek syahwat lelaki dan Menghindari zina mata dan zina hati.

     Dengan berjilbab merupakan pencegahan dari perbuatan zina itu sendiri.jilbab juga membuat lebih bersahaja, khusyu, menjauhkan dari perbuatan dosa (Insya Allah).

     Dan sisi positip spontan seorang berjilab adalah mendekatkan diri pada Allah,Rasulullah.nabi-nabi-Nya.Pada sesama muslim semakin mendekat dengan ajaran Islam,tidak ada yang kuno,berjilbab bukan sesuatu yang kuno.

    Allah Yang Maha Mengetahui lebih tahu apa yang terbaik bagi ummat-Nya.di sisi lain pula dengan berjilbab, berarti menandakan kemajuan penerapan ajaran Islam di masa kini dan satu barometer telah terbentuknya suatu lingkungan yang Islami serta membedakan diri dari penganut agama lain.

     Disaat tertentu pun dengan Memudahkan dalam pengidentifikasian sesama saudari seiman. Dan ketika kenali hikmahnya pun memperkuat tali silaturahmi dan ukuwah sesama muslimah.dengan jilbab pula,menjawab atau menghilangkan keraguan diri bila ingin menyapa saudari muslimah.dengan mengenakkanya lebih memudahkan,menanamkan rasa sayang-menyayangi sesama saudara/saudari seiman.

    Secara umum dengan memakai jilbab membuat lebih terlihat wanita.tidak terlihat seperti laki-laki,membuat mudah dalam beraktifitas dan bahkan dengan berjilbab lebih memudahkan wanita bergerak.secara nyata Jilbab menjagaku tubuh wanita sehingga tidak terlihat lekuk-lekuk tubuh,ternyata jilbab juga bisa menghemat waktu dalam berpakaian dan hemat waktu dalam berhias.tidak perlu repot-repot selalu berusaha mengikuti trend mode yang berkembang.secara ukuran belanja wanita jilbab bisa menghemat biaya untuk membeli make up. Tetapi juga dengan berjilbab melindungi kulit wajah dari make up yang dapat merusak kulit atau sengatan sinar matahari.jilbab bisa mengurangi sengatan matahari dapat mengurangi kelembaban kulit.

     Jlbab juga bisa menghambat atau meminimalkan munculnya bintik-bintik hitam pada permukaan kulit akibat perubahan pigmen di usia tertentu dan melindungi rambut dari debu-debu yang berterbangan.sesuatu yang tidak terasa adalah menuntun diri wanita untuk hidup lebih sederhana. Dan menghindari hidup yang yang bersifat konsumtif.di satu sisi utama dalam sosial jilbab bisa membuat diri tidak silau dengan kemegahan dunia dan segala perhiasannya dan selektif sifat glamornya busana wanita .

     Jilbab bisa menempatkan wanita menjadi subjek dalam proses pembangunan ummat.disisi lain secara materi, jilbab membwa lebih mudah dalam menabung.hingga dengan se-izinNya lebih terbuka bisa memiliki kesempatan untuk melakukan ibadah haji.karena kesempatan lebih banyak uang nyauntuk menabung, berinfaq dan sedekah daripada belanja-belaja make up atau busana wanita yang berlebihan dengan sertam merta pula sangat terasa ketika seseorang wanita berjilbab yaitu akan merasa menjadi wanita seutuhnya dan dihargai sebagai wanita penjaga murni aurat-aurat nya.

Dikutip dari:

BERLATIH SABAR

Assalamu'alaikum wr.wb....

    Banyak sekali ayat-ayat dalam Al Quran yang menyerukan agar kita bersabar, sebagaimana disebutkan tadi dalam Surat AlI Imran, ayat 200, yang artinya : Hai orang-orang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu memperoleh kesuksesan. 

    Pada bulan Ramadhan ini, yang sering disebut oleh para penceramah terdahulu adalah bulan kesabaran, dimana pada bulan ini kita belajar dan berlatih untuk bisa bersabar. Latihan bersabar, itulah kata yang mudah untuk diucapkan tapi seringkali tidak mudah untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih tidak mudah lagi bagaimana dengan sabar itu kita dapat memperoleh kesuksesan, sebagaimana disebutkan dalam ayat tadi. 

    Diberbagai kantor/instansi saat ini juga sudah dilakukan pelatihan agar bisa memanfaatkan kesabaran dalam menghadapi rintangan menjadi upaya atau peluang untuk memperoleh kesuksesan, yang mana saat ini disebut dengan nama Pelatihan Kecerdasan Adversitas. Dimana yang namanya kecerdasan adversitas (adversity Inteligent) atau kecerdasan daya tahan mental adalah salah satu kecerdasan yang penting bagi siapapun yang sedang menjalani kehidupan ini. Sehingga dengan modal kecerdasan ini, kita sadar, posisi daya tahan mental kita berada dimana, seberapa besar kemampuan pantang menyerah kita, seberapa tinggi daya tahan mental kita menghadapi segala tantangan kehidupan. 

    Tingkat kesabaran atau daya tahan mental dikelompokkan menjadi 3, yaitu tipe Pendaki (Climber), Bertahan (Camper) dan Penghindar (Quitter).

1. Climber = orang yang punya cita-cita tinggi, pantang menyerah, terus mencoba walau pernah mengalami kegagalan, dan selalu memperbaiki diri dari waktu ke waktu.
2. Camper = orang yang cukup puas dengan yang dimiliki, bekerja sebatas yang ia mampu, walau memiliki potensi bekerja yang lebih baik.
3. Quitter = orang yang mudah mengalah dengan keadaan, selalu menghindar dari masalah, mudah menyerah menghadapi hambatan hidup.

    Nah, sekarang kita tinggal pilih, kita termasuk dalam posisi yang mana, dari tiga kategori kesabaran atau kecerdasan kehandalan mental diatas, yang tentunya harapannya, kita ada pada kelompok tipe Pendaki, yang pantang menyerah. Namun lebih utama lagi apabila dengan bersabar kita dapat menikmati berkah di balik sebuah ujian yang kita hadapi.

    Dikisahkan ada 2 orang santri yang sedang belajar di sebuah pesantren, berbagai ilmu telah mereka peroleh dan tibalah saatnya akan diberikan ilmu terakhir yang hebat dari sang kyai. Untuk itu sang kyai memerintahkan kedua santrinya untuk menuju ke tempat kyainya berada yaitu diatas bukit yang tinggi, yang harus melalui jalan setapak menuju tempat itu. 

    Sang kyai berkata, hai anak-anakku, tibalah saatnya kalian memperoleh ilmu terakhir dari saya agar kamu dapat memanfaatkannya dalam hidupmu, tapi syaratnya kalian harus berjalan menuju ketempatku diatas bukit disana. Maka berangkatlah kedua santri tadi menuju tempat sang kyai berada. Murid pertama, melihat dengan gamang tempat yang akan dia kunjungi, karena jauh diatas bukit. Terbayangkan olehnya bahwa tentu perjalannya melelahkan untuk mencapai tempat itu. Santri yang kedua juga melihat tempat yang akan ditujunya, tapi dengan gembira dia bayangkan, tentu indah sekali diperjalanan, karena dapat melihat pemandangan dari ketinggian. 

    Dengan susah payah, kedua santri tadi berjalan menuju ketempat sang kyai berada, dan akhirnya dengan keringat mengucur ditubuh, kedua santri tadi berhasil mencapai tempat sang guru. Disana telah menunggu sang kyai, dengan senyum sejuknya, dan menyediakan air penawar haus bagi kedua santri tadi. Setelah hilang hausnya, sang kyai bertanya pada kedua santrinya, Anak-anakku berdua, sungguh kalian sangat hebat telah berhasil menaiki bukit ini dengan susah payah, kini saya ingin mendengar apa yang kalian alami selama perjalanan kalian. 

    Santri pertama menjawab, Bapak Kyai, sungguh berat perjalanan tadi, sangat melelahkan karena harus melewati bebatuan dan semak belukar serta harus tinggi mendaki.

    Santri kedua menjawab, Bapak Kyai, terima kasih telah memberikan kesempatan pada saya untuk dapat menikmati pemandangan dari tempat yang tinggi ini, untung saja sepanjang jalan kutemukan batu untuk berpijak, dan semak tempat aku berpegang, sehingga dapat mencapai tempat ini. 

    Dengan tersenyum arif, sang kyai tadi memberikan penjelasan, Anak-anakku sesungguhnya perjalanan kalian kemari adalah sebuah ujian, dan berat ringannya sebuah perjalanan sering tergantung darimana kita memandangnya, kalau kita dapat bersabar, tentulah kita akan mencapai tujuan kita dengan rasa bahagia. 

    Akhirnya santri pertama tadi sadar, bahwa dirinya masih ada kekurangan dalam menempuh pelajaran dari sang kyai, yaitu dia belum bisa bersabar dalam menempuh ujian dan mengubah ujian yang berupa perjalanan tadi menjadi peluang untuk memperoleh kebahagiaan. 

    Kata sang kyai : Santriku yang pertama, kamu sudah bagus dapat mencapai tempat ini, namun tingkatkan lagi agar dalam ujian selanjutnya kamu dapat lebih bersabar lagi. Dan santriku yang kedua, pertahankan sikap sabarmu karena mempertahankan sikap sabar juga merupakan upaya yang tidak mudah. Dan akhirnya sang kyai memberikan ilmu terakhirnya kepada kedua santrinya sebagai bekal menempuh hidup mereka.

    Perjalanan yang saya kisahkan tadi, ibarat mencerminkan bulan Ramadhan ini, kalau pada awalnya kita sudah berpandangan bahwa bulan puasa adalah bulan rintangan karena tidak bebas bepergian, tidak bisa makan minum di siang hari karena puasa, maka kita akan memandang berat pula bulan ini. 

    Tetapi apabila kita memandang bulan puasa adalah bulan peluang untuk memperoleh banyak pahala, maka insyaallah kita memperoleh kesenangan dalam menjalankan puasa. 

    Untuk itu saya mengajak kepada bapak ibu dan adik2 agar memanfaatkan puasa kita sebagai ajang melatih kecerdasan adversitas kita, ajang mengubah hambatan jadi peluang agar kita memperoleh kesuksesan karena kita mengamalkan ibadah yang nilainya beberapa kali lipat dari hari-hari biasa. Demikian bapak ibu dan adik-adik semuanya, semoga paparan saya ini bermanfaat dan kalau ada benarnya itu semata karena Allah dan bila ada salahnya itu adalah karena saya adalah manusia biasa. 


Sekian assalamualaikum wr.wb...

Sabtu, 21 Mei 2011

Opick - Astaghfirullah